Sepatah Kata Dari Admin

Berkata Admin BuduMasham:

"Sekiranya didapati artikel dan tulisan dalam blog ini menyalahi sunnah, maka tinggalkan blog ini, dan ikutilah sunnah. Apa yg baik, diambil, apa yg buruk, jangan segan-segan untuk menegur"

Followers

Tweet!

Like This Blog!

Jumaat, 26 Julai 2013

Halilintar Dari Nabi Dan Salaf Yang Merobek Jantung Ahlul Bid’ah 'Hasanah' Epi 2

Artikel ini adalah sambungan kepada artikel sebelumnya, sila rujuk sini

Oleh Abu Amru Mohd Radzi
Oktober 2008


Kemudian kita lihat pula bagaimana Imam Ahmad membantah pemikiran Mu’tazilah.

Imam al Ajuri berkata: Telah sampai berita kepadaku dari al Muhtadi, dia berkata: “Tidak ada yang dapat mematahkan ayahku (al Watsiq) kecuali seorang syeikh (Imam Ahmad) yang didatangkan dari kota Mishshishah. Dia dipenjarakan beberapa waktu lalu satu hari ayahku mengingatnya, lalu dia berkata: “Hadapkan syeikh itu kepadaku”.

Ketika al Watsiq berkata kepada Ibn Abi Du’ad; “Tanyakanlah dia”. Maka syeikh berkata: ‘Aku yang akan bertanya, dan suruhlah dia (Ibn Abu Du’ad) menjawab pertanyaanku”.

Amirul Mu’minum pun (al Watsiq) berkata: “Tanyakanlah”. Kemudian sang syeikh menghadap kepada Ibn Abi Du’ad lalu berkata:

“Ceritakanlah kepadaku tentang perkara ini, yang engkau mengajak manusia kepadanya! Apakah sesuatu yang pernah diseru Rasulullah saw kepadanya? Dia menjawab: “Tidak”. “Atau kah pernah diajak oleh Abu Bakr as Siddiq ra setelah Rasullullah saw?” Ia berkata: “Tidak”. “Ataukah oleh Umar bin Al Khattab sesudah keduanya?”. Ia berkata: “Tidak”. “Ataukah oleh Uthman Bin Affan?”. “Tidak” jawabnya. “Atau oleh Ali Bin Abi Thalib?”. Tidak”, jawabnya pula.

Maka syeikh berkata: “Sesuatu yang tidak pernah diajak oleh Rasulullah saw dan tidak pula oleh Abu Bakr, Umar, Uthman dan Ali ra, apakah kamu mengajak manusia kepadanya? Jawabanmu tentunya tidak terlepas dari 2 hal; mereka [Rasul dan sahabat] mengetahui seruan mu atau mereka tidak mengetahuinya. Jika engkau mengatakn bahawa mereka mengetahuinya namun mereka diam [tidak melakukannya], [maka kami katakan] “Kami dan engkau harus untuk bersikap diam sebagaimana mereka bersikap diam”. Dan jika engkau mengatakan bahawa mereka tidak mengetahuinya dan hanya kamu yang mengetahui, maka alangkah dungu dan totolnya engkau! Nabi saw dan para Khalifahnya yang mendapat petunjuk tidak mengetahui sesuatu, sedangkan kamu dan teman-teman mu mengetahuinya”.

[Imam Ad Dzahabi berkata: Kisah ini indah dan elok, meskipun pada jalurnya ada perawi yang majhul, namum ada syahidnya, Syiar A'laamun Nubalaa'. Syeikh Abd Malik Ramadhani Al Jazairi berkata: diriwayatkan juga oleh Ibn Baththah dalam Al Ibanah / Ar Radd Alal Jahmiyyah, Khatib Baghdadi dalam Tarikh Baghdad, Ibn Jauzi dalam Manaqib Imam ahmad, Abd Ghani al Maqdisi dalam Al Mihnah dan Ibn Qudamah dalam At Tawwaabiin] 



Kesimpulan

Lihatlah bahawa mereka semua menggunakan hujjah “kalau lah seuatu itu tidak pernah diamalkan oleh Rasul dan sahabat beliau, maka sudah pasti amal itu bukan berupa kebaikan. Dan mengamalkannya berupa sebuah kema’siatan”.

Sesungguhnya betapa banyak dari kita yang apabila ditanya kepadanya alasan untuk melakukan bid’ah, maka mereka akan mengatakn bahawa mereka hanyalah mencari kebaikan, dan penambahan mereka itu bukanlah saatu yang buruk, atau batil, atau syirik, malah penambahan mereka itu adalah bersesuaian dengan kondisi umat hari ini.

Setelah kita amati perihal bicaranya nabi seperti yang telah dinukil diatas, dan sikap ini diteruskan pula oleh sahabat dan kemudian diteruskan lagi oleh para imam Ahlus Sunnah [antaranya Sufyan Bin Uyainah] maka kita dapat mengerti bahawa setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan menggiring ke neraka.

Maka harus kita cermati apakah yang Rasul bicarakan setiap khutbahnya sehingga kita bisa mengambil manafaat dan menjauhi mudharat.

Boleh rujuk tulisan yang lengkap di:


Tiada ulasan :